Dwi1994's Blog

Just another WordPress.com site

ROHIS 36 VS ROHIS 52


Pada Tanggal 29 Mei 2011 Rohis SMK Negeri 36 V.S Rohis SMA Negeri 52 bermain bola bersama di Lapangan Futsal SMA Negeri 52 Jakarta Utara. Dengan hasil kemenangan untuk Rohis SMA Negeri 52 namun yang kami cari bukan kemenangan tapi menyambung tali silaturahmi antara Rohis-Rohis sekolah yang berada di lingkungan jakarta utara, khusus nya ROHIS SMK Negeri 36 Jakarta dan SMA Negeri 36 .

Dari sini kami berharap bukan cuma untuk kali ini saja kita bisa bermain bersama di luar kegiatan masing-masing ROHIS . dan semoga kedepan-nya kita bisa semakin bersahabat dan khusus untuk ROHIS SMK Negeri 36 Jakarta bisa terus bersilaturahmi dengan sekolah- sekolah khususnya yang ada di Jakarta Utara .

sumber : http://rohisganam.wordpress.com/2011/06/06/bermain-bola-bersama-rohis-sma-52/

Leave a comment »

Fiqih Islam

ref=”https://dwi1994.wordpress.com/wp-content/uploads/2011/06/rev_fiqh-islam_ok_path.jpg”>

Pengertian Fiqih Islam

* Fiqih Islam dalam bahasa Arab disebut dengan al-Fiqh al-Islamiy.
* Istilah diatas memakai bentuk na’at-man’ut (shifat-maushuf). Dalam hal ini, kata al-islamiy mensifati kata al-fiqh.
* Secara etimologis, al-fiqh bermakna pemahaman yang mendalam.
* Secara terminologis, Fiqih Islam ialah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum islam yang bersifat praktis dari dalil-dalilnya yang terperinci.

Pentingnya Mempelajari Fiqih Islam

Allah telah menetapkan hukum dari segala sesuatu dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Para ahli ushul fiqih kemudian menggali pokok-pokok pemahaman dari teks-teks yang ada pada keduanya. Dengan memanfaatkan jerih payah para ahli ushul fiqih tersebut, para ahli fiqih kemudian menjelaskan hukum dari segala sesuatu. Penjelasan-penjelasan tersebut tertuang dalam Fiqih Islam. Jadi dengan mempelajari Fiqih Islam, kita akan mengetahui hukum dari segala sesuatu, sehingga kita bisa menjalani kehidupan sesuai dengan hukum-hukum tersebut. Dengan menjalani kehidupan sesuai dengan hukum-hukum Allah tersebut, kita akan selamat dan bahagia di dunia dan di akhirat.
Keutamaan Mempelajari Fiqih Islam

* Dengan mempelajari Fiqih Islam, kita akan menjadi orang yang berilmu karena mengetahui hukum-hukum agama. Kalau kita telah menjadi orang yang berilmu, maka kita akan memiliki banyak kelebihan dan keutamaan diatas orang-orang yang tidak berilmu. Allah berfirman :“Katakanlah : Apakah sama antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu?”(QS Az-Zumar: 9)
* Sebaik-baik hamba Allah ialah yang paling takut kepada-Nya. Seseorang tidak akan memiliki rasa takut kepada Allah kecuali jika dia itu orang yang berilmu. Allah berfirman :“Yang takut kepada Allah diantara para hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu”. (QS Faathir: 28)
* Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Allah berfirman :“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang dikaruniai ilmu”. (QS Al-Mujadalah : 11)
* Allah memerintahkan bahwa sebagian diantara orang-orang mukmin harus ada yang memperdalam agamanya, untuk kemudian memberi peringatan kepada saudara-saudaranya sesama mukmin yang lain. Allah berfirman :“Mengapa tidak pergi dari setiap kelompok diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan tentang din dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diri”. (QS At-Taubah 122)
* Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan atasnya, maka Allah akan menjadikannya paham dalam masalah agamanya” (HR Bukhari-Muslim, dari Muawiyah ra).

Ketentuan-ketentuan Umum dalam Mempelajari Fiqih Islam

1. Dilarang membahas hal-hal yang belum terjadi sampai benar-benar terjadi.
2. Hendaknya menjauhkan diri dari terlalu banyak bertanya dan berbelit-belit.
3. Hendaknya menjauhkan diri dari perbedaan dan perpecahan dalam agama.
4. Hendaknya mengembalikan masalah-masalah yang diperselisihkan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Mengenal Para Fuqaha Besar

Dari kalangan para sahabat

Yang paling banyak berfatwa

1. Umar ibnul Khaththab
2. Ali ibn Abi Thalib
3. Abdullah ibn Mas’ud
4. ‘Aisyah Ummul Mukminin
5. Zaid ibn Tsabit
6. Abdullah ibn Abbas
7. Abdullah ibn Umar

Yang jumlah fatwanya pertengahan

1. Abu Bakr Ash-Shiddiq
2. Ummu Salamah
3. Anas ibn Malik
4. Abu Sa’id Al-Khudri
5. Abu Hurairah
6. ‘Utsman ibn ‘Affan
7. Abdullah ibn ‘Amr ibnul ‘Ash
8. Abdullah ibn Zubair
9. Abu Musa Al-Asy’ari
10. Sa’d ibn Abi Waqqash
11. Salman Al-Farisi
12. Jabir ibn ‘Abdillah
13. Mu’adz ibn Jabbal

Dari kalangan tabi’in

Fuqaha Madinah:

1. Sa’id ibnul Musayyab
2. ‘Urwah ibn Zubair
3. Al-Qasim ibn Muhammad
4. Khaarijah ibn Zaid
5. Abu Bakr ibn Abdir Rahman
6. Sulaiman ibn Yasar
7. ‘Ubaidullah ibn Abdillah

Fuqaha Makkah:

1. ‘Athaa’ ibn Abi Rabbah
2. Thawus ibn Kaisan
3. Mujahid ibn Jabar
4. ‘Ubaid ibn ‘Umair
5. ‘Amr ibn Dinar
6. Abdullah ibn Abi Mulaikah
7. Abdur Rahman ibn Saabith
8. ‘Ikrimah

Fuqaha Bashrah:

1. ‘Amr ibn Salamah
2. Abu Maryam Al-Hanafi
3. Ka’b ibn Saud
4. Al-Hasan Al-Bashri
5. Muhammad ibn Siiriin

Fuqaha Kufah (murid-murid Ali dan Ibn Mas’ud):

1. ‘Alqamah ibn Qays An-Nakha’i
2. Al-Aswad ibn Yazid An-Nakha’i
3. Masruq ibnul Ajda’ Al-Hamdani
4. Syuraih ibnul Haarits Al-Qadhi

Fuqaha Syam

Fuqaha Mesir

Fuqaha Qairawan

Fuqaha Andalus

Imam-imam Madzhab Fiqih

1. Abu Hanifah An-Nu’man ibn Tsabit
2. Malik ibn Anas ibn Malik ibn Abi ‘Aamir
3. Muhammad ibn Idris ibnul ‘Abbas Asy-Syafi’i
4. Ahmad ibn Hanbal
5. Sufyan Ats-Tsauri
6. Al-Auza’i
7. Al-Laitsi
8. Dawud Azh-Zhahiri

Sumber :http://menaraislam.com/content/view/72/36/<a

Leave a comment »

Artikel Perdana ROHIS 36

remaja

Leave a comment »

Kebudayaan Indonesia ( Wayang )

Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.

Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.

Pertunjukan wayang disetiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri. Dengan demikian, wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya, dan dalang yang luar biasa.

Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.

Wayang, oleh para pendahulu negeri ini mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kalijaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan wayang. Para Wali di tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu “Mana yang Isi (Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)”.

Jenis-jenis wayang

Wayang Kulit
Wayang Purwa
Wayang Madya
Wayang Gedog
Wayang Dupara
Wayang Wahyu
Wayang Suluh
Wayang Kancil
Wayang Calonarang
Wayang Krucil
Wayang Ajen
Wayang Sasak
Wayang Sadat
Wayang Parwa
Wayang Kayu
Wayang Golek / Wayang Thengul (Bojonegoro)
Wayang Menak
Wayang Papak / Wayang Cepak
Wayang Klithik
Wayang Beber
Wayang Orang
Wayang Gung (Kalimantan Selatan)
Wayang Topeng (wayang orang menggunakan topeng di Kalimantan Selatan)
Wayang Suket
Wayang Gung
Wayang Timplong
Wayang Arya
Wayang Potehi
Wayang Gambuh
Wayang Parwa
Wayang Cupak

Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku

Wayang juga ada yang menggunakan bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang, dan bahasa Banjar.
Wayang Jawa Yogyakarta
Wayang Jawa Surakarta
Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
Wayang Jawa Timur
Wayang Bali
Wayang Sasak (NTB)
Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
Wayang Betawi (Jakarta)
Wayang Cirebon (Jawa Barat)
Wayang Madura (sudah punah)
Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)

Sumber : Wikipedia

Leave a comment »

Ukhuwah Islamiyah

Makna dan Hakikat Ukhuwah

Menurut Imam Hasan Al-Banna, ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.

ImageUkhuwah Islamiyah adalah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Dan ketiga, kekuatan kepemimpinan dan senjata.

Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah saw membangun masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam atas muka dunia kurang dari setengah abad.

Sekarang ini, kita berusaha memperbaharui kekuatan ukhuwah ini, karena ukhuwah memiliki pengaruh kuat dan aktif dalam proses mengembalikan kejayaan umat Islam.

Kedudukan Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah adalah nikmat Allah, anugerah suci, dan pancaran cahaya rabbani yang Allah persembahkan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan pilihan. Allahlah yang menciptakannya. Allah berfirman: “…Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu.” (QS: Ali Imran: 103). “…Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara…” (QS: Ali Imran: 103).

Ukhuwah adalah pemberian Allah, yang tidak bisa dibeli dengan apapun. Allah berfirman: “…Walaupun kamu membelanjakan semua (kakayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka… (QS: Al-Anfal: 63)”

Selain nikmat dan pemberian, ukhuwah memiliki makna empati, lebih dari sekadar simpati. Rasulullah Saw bersabda: “Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam kelembutan dan kasih sayang, bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang merasa sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya turut merasakannya.” (HR. Imam Muslim).

Dengan ukhuwah, sesama mukmin akan saling menopang dan menguatkan, menjadi satu umat yang kuat. Rasulullah Saw. Bersabda: “Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” (HR. Imam Bukhari).

Adapun hubungannya dengan iman, ukhuwah diikat oleh iman dan taqwa. Sebaliknya, iman juga diikat dengan ukhuwah. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (QS: Al-Hujurat: 10).” Artinya, mukmin itu pasti bersaudara. Dan tidak ada persaudaraan kecuali dengan keimanan. Jika Anda melihat ada yang bersaudara bukan karena iman, maka ketahuilah itu adalah persaudaraan dusta. Tidak memiliki akar dan tidak memiliki buah. Jika Anda melihat iman tanpa persaudaraan, maka itu adalah iman yang tidak sempurna, belum mencapai derajat yang diinginkan, bahkan bisa berakhir dengan permusuhan. Allah berfirman: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS: Al-Zukhruf: 67).

Keutamaan Ukhuwah Islamiah

Ukhuwah memiliki banyak sekali keutamaan. Pertama, dengan ukhuwah kita bisa merasakan manisnya iman. Rasulullah Saw. bersabda: “Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Imam Bukhari).

Kedua, dengan ukhuwah kita akan berada di bawah naungan cinta Allah dan dilindungi dibawah Arsy-Nya. Di akhirat Allah berfirman: “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR. Imam Muslim). Rasulullah Saw. bersabda: “Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikat-Nya. Ketika berjumpa, malaikat bertanya, “Mau kemana?” Orang tersebut menjawab, “Saya mau mengunjungi saudara di desa ini.” Malaikat bertanya, “Apakah kau ingin mendapatkan sesuatu keuntungan darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Aku mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat pun berkata, “Sungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kau mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Imam Muslim).

Ketiga, dengan ukhuwah kita akan menjadi ahli surga di akhirat kelak. Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR. Imam Al-Tirmizi). Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya di sekitar arasy Allah ada mimbar-mimbar dari cahaya. Di atasnya ada kaum yang berpakaian cahaya. Wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukanlah para nabi dan bukan juga para syuhada. Dan para nabi dan syuhada cemburu pada mereka karena kedudukan mereka di sisi Allah.” Para sahabat bertanya, “Beritahukanlah sifat mereka wahai Rasulallah. Maka Rasul bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, bersaudara karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah.” (Hadis yang ditakhrij Al-Hafiz Al-Iraqi, ia mengatakan, para perawinya tsiqat).

Keempat, bersaudara karena Allah adalah amal mulia yang akan mendekatkan seorang hamba dengan Allah. Rasul pernah ditanya tentang derajat iman yang paling tinggi, beliau bersabda, “…Hendaklah kamu mencinta dan membenci karena Allah…” Kemudian Rasul ditanya lagi, “Selain itu apa wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci bagi orang lain sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” (HR. Imam Al-Munziri).

Kelima, dengan ukhuwah dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah. Rasulullah Saw bersabda: “Jika dua orang Muslim bertemu dan kemudian mereka saling berjabat tangan, maka dosa-dosa mereka hilang dari kedua tangan mereka, bagai berjatuhan dari pohon.” (Hadis yang ditkhrij oleh Al-Imam Al-Iraqi, sanadnya dha’if).

Syarat dan Hak Ukhuwah

Ukhuwah memiliki beberapa syarat dan hak yang harus kita penuhi. Yang pertama, hendaknya kita bersaudara untuk mencari keridhaan Allah, bukan kepentingan atau berbagai tujuan duniawi. Tujuannya ridha Allah, mengokohkan internal umat Islam, berdiri tegar di hadapan konspirasi yang berusaha menghancurkan agama Islam. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya…” (HR. Imam Bukhari).

Yang kedua, hendaknya kita saling tolong-menolong dalam keadaan suka dan duka, senang atau tidak, mudah maupun susah. Rasul bersabda, “Muslim adalah saudara muslim, ia tidak mendhaliminya dan tidak menghinanya… tidak boleh seorang muslim bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, di mana yang satu berpaling dari yang lain, dan yang lain juga berpaling darinya. Maka yang terbaik dari mereka adalah yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Imam Muslim).

Dan yang ketiga, hendaknya kita memenuhi hak-hak umum dalam ukhuwah. Rasul bersabda: “Hak muslim atas muslim lainnya ada enam, yaitu jika berjumpa ia memberi salam, jika bersin ia mendoakannya, jika sakit ia menjenguknya, jika meninggal ia mengikuti jenazahnya, jika bersumpah ia melaksanakannya.” (HR. Imam Muslim).

Tingkatan-tingkatan Ukhuwah

Tingkatan yang terendah dari ukhuwah adalah salamatush shadr, yaitu bersihnya hati kita dari perasaan iri, dengki, benci, dan sifat-sifat negatif lainnya terhadap saudara kita. Jika kita tidak bisa memberikan suatu kebaikan kepada saudara kita, paling tidak kita tidak memiliki perasaan yang negatif kepadanya. Termasuk juga dalam tingkatan yang terendah ini adalah selamatnya saudara kita dari kejahatan lisan dan tangan kita. Jangan sekali-kali kita melakukan kezhaliman kepada saudara kita.

Adapaun tingkatan ukhuwah yang tertinggi adalah itsaar, yaitu lebih mementingkan dan mengutamakan saudara kita diatas diri kita sendiri. Inilah dahulu yang pernah dicontohkan oleh para sahabat Anshor kepada para sahabat Muhajirin di Madinah.

Tahapan-tahapan Ukhuwah

Untuk membangun ukhuwah, diperlukan beberapa tahapan. Yang pertama adalah ta’aruf, yaitu saling mengenal. Pepatah bilang: ‘Tak kenal maka tak sayang.’ Apalagi saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al Hujurat: 13)

Tahapan berikutnya adalah tafahum, yaitu saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim)

Setelah ta’aruf dan tafahum, yang berikutnya harus kita lakukan untuk mewujudkan ukhuwah adalah ta’awun, yaitu saling membantu dan menolong, tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.

Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah:

1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai. Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “ Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang disamping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai dia, ya Rasullah.’ Lalu Nabi menjawab: ‘Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?’ Orang tersebut menjawab: ‘Belum.’ Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Beritahukan kepadanya.’ Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata: ‘ Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintai itu menjawab: ‘Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.”
2. Memohon didoakan bila berpisah. “Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata: ‘Dan bagimu juga seperti itu” (H.R. Muslim).
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa. “Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan.” (H.R. Muslim)
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim). “Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud dari Barra’)
5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan

http://menaraislam.com/content/view/154/41/

Leave a comment »

Kisah singkat 10 Sahabat yang di jamin masuk surga

.
1. Abu Bakar bin Abi Qahafah (As siddiq), adalah seorang Quraisy dari kabilah yang sama dengan Rasulullah, hanya berbeda keluarga. Bila Abu Bakar berasal dari keluarga Tamimi, maka Rasulullah berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaannya, Abu Bakar adalah seorang pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang kaya, pengaruhnya besar serta memiliki akhlaq yang mulia. Sebelum datangnya Islam, beliau adalah sahabat Rasulullah yang memiliki karakter yang mirip dengan Rasulullah. Belum pernah ada orang yang menyaksikan Abu Bakar minum arak atau pun menyembah berhala. Dia tidak pernah berdusta. Begitu banyak kemiripan antara beliau dengan Rasulullah sehingga tak heran kemudian beliau menjadi khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Rasulullah selalu mengutamakan Abu Bakar ketimbang para sahabatnya yang lain sehingga tampak menojol di tengah tengah orang lain.
“Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh ummat niscaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Al Baihaqi)
Al Qur’an pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya seperti yang dikatakan dalam firmanNya, QS Al Lail 5-7, 17-21, Fushilat 30, At Taubah 40. Dalam masa yang singkat sebagai Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui kehidupan kaum muslimin, memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat. Pada masa pemerintahannya pulalah penulisan AlQur’an dalam lembaran-lembaran dimulai.
2. Umar Ibnul Khattab, ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dan masih satu kakek yakni Ka’ab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian dan sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang masuk Islam. Di kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang pandai berdiskusi, berdialog, memecahkan permasalahan serta bertempramen kasar. Setelah Umar masuk Islam, da’wah kemudian dilakukan secara terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah. Siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini!” Mendengar perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84), ataupun saat penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar, pendapat Umar dibenarkan Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.
Sebagai khalifah, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan ummatnya, sampai setiap malam ia berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.
3. Utsman bin Affan, sebuah Hadits yang menggambarkan pribadi Utsman : “Orang yang paling kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi) Utsman adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah Utsman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman merintis penulisan Al Qur’an dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar.
4. Sahabat berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib, pemuda pertama yang masuk Islam, ia yang menggantikan posisi Rasulullah di tempat tidurnya saat beliau hijrah, Ali yang dinikahkan oleh Rasulullah dengan putri kesayangannya Fatimah, Ali yang sangat sederhana kehidupannya.
5. Sahabat kelima yang dijamin oleh Rasulullah SAW masuk surga adalah Thalhah bin Ubaidillah yang pada Uhud terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta jari tangannya putus. Namun Thalhah yang berperawakan kekar serta sangat kuat inilah yang melindungi Rasulullah disaat saat genting, beliau memapah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud yang berada di ujung medan pertempuran saat kaum musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat. Saat itu Thalhah berkata kepada Rasulullah, ”Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah dan ibuku.” Nabi tersenyum seraya berkata, ”Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Sejak itu Beliau mendapat julukan Burung Elang hari Uhud. Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya, ”Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.”
6. Azzubair bin Awwam, sahabat yang berikutnya, adalah sahabat karib dari Thalhah. Beliau muslim pada usia lima belas tahun dan hjrah pada usia delapan belas tahun, dengan siksaan yang ia terima dari pamannya sendiri. Kepahlawanan Azzubair ibnul Awwam pertama terlihat dalam Badar saat ia berhadapan dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnul Awwam berhasil menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.
Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnul Awwam beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.” Azzubair ibnul Awwam adalah suami Asma binti Abu Bakar yang mengantarkan makanan pada Rasul saat beliau hijrah bersama ayahnya. Pada masa pemerintahan Umar, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir Amr bin Ash meminta bala bantuan pada Amirul Mu’minin, Umar mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.
7. Adalah Abdurrahman bin Auf, yang disebutkan berikutnya, adalah seorang pedagang yang sukses, namun saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun saat telah di Madinahpun beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar seratus orang, termasuk Ali dan Utsman. Beliaupun berwasiat agar sebagian hartanya diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa: “Semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air Salsabil di surga.”
8. Sahabat yang disebutkan berikutnya adalah Saad bin Abi Waqqash, orang pertama yang terkena panah fisabilillah, seorang yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya, namun tetap tabah, dan kukuh pada keislamannya.
9. Said bin Zaid, adik ipar Umar, adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh bihayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi, dan Abu Dzar Al Ghifari. Banyak orang yang lemah berkumpul di rumah mereka untuk memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta penghilang rasa lapar, karena Said adalah seorang sahabat yang dermawan dan murah tangan.
10. Nama terakhir yang meraih jaminan surga adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, yang akhirnya terpaksa membunuh ayahnya saat Badar, sehingga Allah menurunkan QS Al Mujadilah : 22. Begitupun dalam perang Uhud, Abu Ubaidahlah yang mencabut besi tajam yang menempel pada kedua rahang Rasulullah, dan dengan begitu beliau rela kehilangan giginya. Abu Ubaidah mendapat gelar dari Rasulullah sebagai pemegang amanat ummat, seperti dalam sabda beliau : “Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat ummat ini adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.”

sumber : http://www.2lisan.com/artikel/10-nama-nama-sahabat-yang-dijamin/

Leave a comment »

Nasyid Seven Voice

Penampilan Nasyid Seven Voice ( ROHIS SMK Negeri 36 ) pada acara KSR ( Kapmi Sahabat ROHIS ) yang membawakan lagu NEO Salawat . Seven Voice adalah tim nasyid yang baru terbentuk saat mereka masuk dalam organisasi sekolah yang bergerak di bidang dakwah islam atau sering kita sebut dengan nama ROHIS . TIM ini terdiri dari 7 orang, yaitu :

1) Samsi ( Ketua, Perkusi ) 4) Miril Apriansyah ( Perkusi )

2) Rizki Darmawan ( Vokalils ) 5) Fuad Amin ( Perkusi )

3) Aan fadilah ( Backing Vokal ) 6) M. Dian Indrawan ( Perkusi )

7) Basuki ( Bass )

Sumber http://rohisganam.wordpress.com/2011/03/24/the-seven-7-voice/

Leave a comment »

Pemimpin-Pemimpin Hebat

Sobat muda muslim, ngomongin soal Islam, nggak lengkap kalo kita nggak ngebahas tentang pemimpin-pemimpin Islam yang mejadikan Islam tersebar dan terbesar dalam sejarah peradaban manusia. Memberikan manfaat terbanyak yang menjangkau wilayah hampir 1/3 luas daratan di dunia. Subhanallah.

Kalo mikirin pemimpin sekarang?Aduh, kayaknya ribet. Sori ya bukan maksud merendahkan, tapi faktanya lebih banyak yang rese. Korupsi merajalela di mana-mana, kriminalitas membengkak jumlahnya, kerusakan moral ada di tiap sektor kehidupan, banyak juga remaja yang asik masyuk dalam birahi ilegal, seneng nyantai mantengin game online sampe nggak shalat, narkoba jadi barang dagangan dan lain sebagainya. Selain itu, aksi Densus 88 Antiteror yang main hakim sendiri dan menebar teror atas nama keamanan negara. Ngeri. Welcome to the Jungle! (begitu kira-kira Axl Rose, vokalisnya Guns N’ Roses berteriak di album Appetite for Destruction, 1987).

Belajar dari pemimpin Islam

Ini sepenggal kisah tentang Abu Bakar ash-Shiddiq ra. yang dinukil dari kitab al-Bidayah wa an-Nihayah, bab Masa Khulafaur Rasyidin, karya Ibnu Katsir. Selepas dibaiat, Abu Bakar mulai berpidato setelah memuji Allah Pemilik segala pujian, ‘Amma ba’du, “Para hadirin sekalian, sesungguhnya aku telah terpilih sebagai pimpinan atas kalian dan bukanlah aku yang terbaik. Maka jika aku berbuat kebaikan bantulah aku. Dan jika aku bertindak keliru maka luruskanlah aku. Kejujuran adalah amanah, sementara dusta adalah suatu pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kalian, sesungguhnya kuat di sisiku hingga aku dapat mengembalikan haknya kepadanya, insya Allah. Sebaliknya siapa yang kuat di antara kalian, maka dialah yang lemah di sisiku hingga aku akan mengambil darinya hak milik orang lain yang diambilnya. Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah akan timpakan kepada mereka suatu kehinaan, dan tidaklah suatu kekejian terbesar di tengah suatu kaum kecuali adzab Allah akan ditimpakan kepada seluruh kaum tersebut. Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan RasulNya. Tetapi jika aku tidak mematuhi keduanya maka tiada kewajiban taat atas kalian terhadapku. Sekarang berdirilah kalian untuk melaksanakan shalat semoga Allah merahmati kalian.” (Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyah 4/413-414, tahqiq Hamma Sa’id dan Muhammad Abu Suailik)

Bagaimana dengan Umar bin Khaththab ra? Bro, beliau bahkan sudah didoakan oleh Rasulullah untuk bisa masuk Islam. Dalam sebuah riwayat dituturkan, “Nabi saw telah berdoa kepada Allah swt, Ya Allah kokohkanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang paling Engkau cintai, dengan ‘Umar bin Khaththab atau dengan Abu Jahal bin Hisyam.” (HR Tirmidziy, dari Ibnu Umar. Shahih)

Inilah doa Rasulullah saw. ketika beliau sangat menginginkan salah seorang dari dua umar tersebut bisa masuk Islam. Ketika itu, keduanya masih dalam kondisi kafir. Mereka juga memiliki kesamaan karakter, bersikap sangat keras terhadap siapa saja yang dimusuhinya. Hingga akhirnya, Allah swt mengabulkan doa Rasulullah saw dengan menjadikan Umar bin Khaththab sebagai seorang Muslim. Bahkan lebih dari itu, Umar ra. menjadi pengikut Muhammad saw. yang setia membela dan memperkokoh risalah Islam seraya tetap memiliki sifat kerasnya, yang sangat keras terhadap musuh-musuh Allah dan RasulNya, musuh-musuh Islam, namun sangat terlihat lembut kepada kaum Muslimin, bahkan lebih lembut daripada perlakuan mereka kepada Umar sendiri. Sebagaimana yang dikatakannya, “Kekerasanku hanya berlaku bagi mereka yang menyimpang dari aturanku. Dan bagi mereka yg bersama Allah maka kelembutanku melebihi dari pada saudaraku sendiri”

Khalifah Umar ra., pemimpin negara Khilafah yang luas wilayahnya meliputi Jazirah Arab, Persia, Irak, Syam (sekarang: Syria, Yordania, Lebanon, Israel, dan Palestina), serta Mesir, pernah berkata: “Andaikan ada seekor hewan di Irak kakinya terperosok di jalan, aku takut Allah akan meminta pertanggung-jawabanku kenapa tidak mempersiapkan jalan tersebut (menjadi jalan yang rata dan bagus).”

Bahkan, beliau tidak pandang bulu. Khalifah Umar bin al-Khaththab pernah menyita sendiri seekor unta gemuk milik putranya, Abdullah bin Umar, karena kedapatan digembalakan di padang rumput milik Baitul Mal. Ini dinilai Umar sebagai bentuk penyalahgunaan fasilitas negara.

Kerisauan Umar ra. yang takut kelak akan dihadapkan pada pengadilan Allah, kemudian beliau risau kalau ditanya tentang rakyatnya. Kata beliau, “demi Allah kalau benar aku telah berbuat adil terhadap mereka, aku tetap khawatir akan diri ini. Aku khawatir tidak dapat menjawab pertanyaan Allah. Dan risau kalau ada rakyat yang terzalimi olehku, sedangkan aku tidak menyadarinya”

Umar bin Khaththab terkenal tegas dan kukuh dalam berpegang kepada kebenaran. Namun, dalam hal kematian beliau pun senantiasa teringat padanya. Beliau menangis saat mendengarkan ayat-ayat atau peringatan tentang akhirat. Bahkan cincin yang dikenakannya bertuliskan “Kematian itu sudah cukup sebagai peringatan, wahai Umar!” Demi menumbuhkan keberanian rakyat mengoreksi aparat, Khalifah Umar bin al-Khaththab di awal pemerintahannya pernah menyatakan, “Jika kalian melihatku menyimpang dari jalan Islam maka luruskan aku walaupun dengan pedang.”

Beliau juga mengajarkan para pemimpin di bawahnya, yakni para gubernur untuk tidak menyalahgunakan kekuasaannya. Pernah ‘Amru bin Ash, gubernur yang sangat berjasa menaklukkan Mesir, diberi hukuman cambuk karena seorang rakyat Mesir melapor bahwa dirinya pernah dipukul sang gubernur. Orang yang melapor itu sendiri yang disuruh memukulnya.

Abdulah bin Qathin, seorang gubernur yang bertugas di Hamash, pernah dilucuti pakaiannya lalu disuruh menggantinya dengan baju gembala, kemudian disuruh menggembala domba beberapa saat. Sebelumnya ada yang diperintahkan membakar pintu rumahnya, karena salah seorang rakyatnya bercerita setelah ditanya oleh Umar tentang keadaan gubernurnya. Dia menjawab, “Cukup bagus, hanya sayangnya dia mendirikan rumah mewah.”

Kemudian gubernur itu disuruh memasang kembali pintunya dan dipesan, “Kembalilah ke tempat tugasmu tapi jangan berbuat demikian lagi. Saya tidak pernah memerintahkan engkau membangun rumah besar,” tegas Umar.

Sebaliknya, terhadap gubernurnya yang sederhana, Umar sangat sayang. Seperti yang dilakukannya terhadap Sa’ad bin al-Jamhi yang diprotes rakyatnya karena selalu terlambat membuka kantornya, tidak melayani rakyatnya di malam hari dan tidak membuka kantor sehari dalam seminggu. Itu dilakukan karena Sa’ad tidak memiliki pembantu sehingga dia membantu istrinya membuatkan adonan roti. Nanti setelah adonan itu mengembang, barulah berangkat ke kantor.

Sa’ad tidak melayani rakyatnya di malam hari karena waktu itu digunakan untuk bermunajat dan memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan sengaja tidak membuka kantor sehari dalam seminggu kecuali di sore hari karena ia harus mencuci pakaian dinas dan menunggu hingga kering.

Bro en Sis, kayaknya kamu perlu tahu juga deh kisah Umar bin Abdul Aziz, yang juga sebagai khalifah (kepala negara). Ketika itu, dunia Islam berada di bawah kepemimpinan Khilafah Bani Umayyah. Tersebutlah dalam sejarah, Khalifah ke-8 Bani Umayyah, yakni Umar bin Abdul Aziz (memerintah 717-720 M) sebagai salah seorang Amirul Mu’minin yang menggoreskan tinta emas dalam bingkai sejarah kejayaan kekhalifahan di masanya. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang menjadi teladan atas kepemimpinannya serta dalam menjaga kesejahteraan dan keamanan rakyatnya.

Beliau juga dikenal teladan dalam mengatur pemerintahan dan mengatur aparat-aparatnya, lho. Termasuk dalam memberantas korupsi. Dalam sebuah riwayat disebutkan, suatu ketika, demi menjaga agar tidak mencium bau minyak wangi yang bukan haknya, Khalifah Umar bin Abdul Azis sampai menutup hidungnya saat mengunjungi baitul mal yang di dalamnya ada tempat penyimpanan minyak wangi. Maka, dengan teladan pemimpin, pemberantasan tindak korupsi jadi mudah. Umar berupaya untuk membersihkan baitul mal dari pemasukan harta yang tidak halal dan berusaha mendistribusikannya kepada yang berhak menerimanya saja. Umar membuat perhitungan dengan para Amir bawahannya agar mereka mengembalikan harta yang sebelumnya bersumber dari sesuatu yang tidak sah. Di samping itu, Umar sendiri mengembalikan milik pribadinya, yang waktu itu berjumlah sekitar 40.000 dinar setahun, ke baitul mal. Harta tersebut diperoleh dan warisan ayahnya, Abdul Aziz bin Marwan.

Ini dia yang benar-benar ikhlas demi semata mengharap ridho Allah Swt. ketika berkuasa dan memimpin rakyat. Jabatan bukanlah alat untuk menumpuk harta demi memperkaya diri dan keluarganya. Sebab, jabatan adalah amanah. Umar bin Khaththab dan Umar bin Abdul Aziz udah nunjukkin tanggung jawab dan keikhlasannya ketika menjadi pemimpin. Subhanallah. Keren banget euy! Pas deh dengan sabda Rasulullah saw.,”Seorang imam (khalifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Bro en Sis, mimpikah semua itu? Nggak. Itu pernah terjadi di masa pemerintahan Islam. Kalo sekarang? Ah, kamu jangan pura-pura nggak tahu, kamu kan bisa lihat sendiri gimana para pemimpin sekarang. Iya kan? Pada ngejar jabatan. Nyari suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu atau pemilukada demi meraih jabatan tertinggi itu. Obral janji manis yang sering kali tak terbukti (backsound: langsung deh nyanyi dangdut: “kau yang berjanji kau yang mengingkari”). Jadi wajar memimpin bukan untuk mengayomi rakyat, tapi menghamba pada kepentingan pribadi, keluarga, partai, dan kelompoknya. Naudzubillah min dzalik!

Pemimpin-pemimpin Hebat

Leave a comment »

TIGA TANTANGAN DAKWAH ISLAM MASA KINI

Ada tiga tantangan dakwah yang dihadapi umat Islam di Indonesia saat ini, yaitu pemurtadan, gerakan sekularisasi, dan gerakan nativisasi.

”Ketiga masalah ini sudah disampaikan Muhammad Natsir, beberapa tahun silam. Namun, hingga kini, tantangan itu masih ada,” ujar Adian Husaini, doktor bidang peradaban islam di International Institute of Islamic Thought and Civilization International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM), Sabtu (18/4), dalam acara tasyakur dan orasi ilmiah di Jakarta.

Pemurtadan telah dilakukan sekelompok orang-orang yang tidak senang terhadap kemajuan Islam dan mengajari umat Islam dengan sesuatu yang menyimpang. Gerakan ini umumnya dilakukan pada masyarakat yang ada pada garis kemiskinan.

Sedangkan, gerakan sekularisasi, lanjutnya, biasa dilakukan dengan pemahaman keagamaan yang seolah-olah dilaksanakan oleh sebuah gerakan keagamaan. Gerakan ini umumnya dilakukan melalui gerakan pemikiran.

Dan, umat Islam, kata Adian, harus mencermati secara serius gerakan nativisasi yang dirancang secara terorganisasi. Kegiatan ini biasanya melakukan koalisi dengan kelompok lain yang tidak senang pada Islam.

Ditegaskannya, ketiga tantangan tersebut harus direspons dengan cerdas dan bijaksana. ”Tantangan tersebut tidak boleh membuat kita loyo, tetapi kita harus bersemangat menghadapinya agar umat Islam tidak diselewengkan, apalagi sampai dimurtadkan,” tegasnya.

Adian menambahkan, Natsir dulu pernah mengkhawatirkan sekularisasi dan pembaruan yang dibuka tanpa kendali. Peristiwa-peristiwa tragis dalam dunia pemikiran Islam Indonesia telah berlangsung secara liar dan tidak dapat dikendalikan.

Saat ini, gerakan itu makin tampak dengan gerakan pembaruan pemikiran Islam, seperti sekularisasi dan liberalisasi. ”Liberalisasi pemikiran Islam telah menemukan medan kondusif karena didukung secara besar-besaran oleh negara-negara Barat. Sekularisasi dan liberalisasi Islam juga dilakukan secara besar-besaran di 500 perguruan tinggi Islam (PTI) di Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, berbagai perdebatan seputar hubungan agama dan negara di Indonesia dan diskursus tentang Islam dan sekularisme dalam sejarah Indonesia harusnya menjadi bahan evaluasi bagi umat.

Adian mengungkapkan, tantangan terberat saat ini adalah gerakan liberalisasi Islam. Gerakan ini didukung kekuatan-kekuatan global yang masih memendam sikap Islamofobia dengan menyebarkan paham pluralisme agama, kesetaraan gender, dan gerakan liberalisasi lainnya yang berusaha meruntuhkan fondasi Islam dengan mendangkalkan akidah Islam dan merombak tatanan keluarga dan sistem sosial Islam.

sumber; harian rebublika

Leave a comment »

Nasyid ROHIS 36 @ 11

Leave a comment »